aQ nggak bisa menahan haru ketika membaca kisah Dick dan Rick. Sebelumnya aQ sempat diperlihatkan video klipnya dalam suatu seminar. Ketika itu aQ tidak dapat membendung airmata.
Siapakah Dick dan Rick? Mereka adalah pasangan ayah dan anak yang telah membuat dunia tertunduk malu. Dick adalah seorang ayah yang berusia 40 tahun dan mulai kurang bugar, sedangkan Rick adalah seorang anak yang cacat permanen, menderita kelumpuhan otak, dan hidup di kuris roda.
Kalau menghitung-hitung kondisi mereka yang seperti itu, bagaimana kita memandangnya? Tapi kalau melihat apa yang telah mereka lakuka: menyelesaikan 731 lomba lari, di antaranya 53 marathon dan 135 triathlon termasuk empat kategori ironman –masihkah kita memandangnya sebagai apa?
Dick mempunyai harapan yang begitu besar ketika istrinya mengandung. Ia membayangkan bayi pertamanya adalah seorang putra yang kuat dan tampan. Hasil pemeriksaan dokter mengatakan anaknya cukup sehat dan setiap bapak mempunyai harapan seperti itu. Ia pun mempersiapkan nama yang cukup keren, Rick Hyot. Kelak akan dipanggil Rick, mirip namanya, Dick.
Berlangsunglah proses melahirkan itu. Tuhan berkehendak lain, tali pusat Rick terlilit di leher sehingga menyumbat aliran oksigen ke otaknya. Belakangan, pertumbuhan Rick tidk seperti biasanya. Dokter kemudian menyimpulkan Rick menderita kelumpuhan otak (Cerebral Palsy).
Pada usia delapan bulan, kondisi Rick semakin payah. Malah para dokter menyarankan untuk membuangnya. Rick dipastikan akan menjadi anak yang payah seumur hidup dan tentu akan menjadi beban keluarga. Dick terpukul. Ia menangis. Istrinya meraung. Mereka memeluk Rick yang lemah dan tidak mendengarkan saran dokter. Mereka berjanji akan merawat dan membesarkan Rick, apa pun yang terjadi.
Rick tumbuh remaja. Keempat anggota tubuhnya lumpuh. Tak dapat berbicara. Tapi orang tuanya tak putus asa. Ia tetap membawa Rick dalamacara keluarga. Ketika ditemukan alat yang memungkinkan berkomunikasi lewat komputer, Dick memesannya. Rick melontarkan kata pertamanya: Go Bruins! Maksudnya adalah Boston Bruins NHL, salah satu klub basket terkenal di USA dan berada di kotanya.
Rick nyaris tidak pernah turun dari kursi rodanya. Tapi suatu hari, ia dengan segala keterbatasan melontarkan keinginan akan ikut lomba lari! Ayahnya yang mulai kurang bugar terbelalak. Berulang-ulang dia menanyakan keinginan putranya. Berulang-ulang pula Rick menegaskan keinginannya. Sang ayah lantas memesan kursi roda khusus yang bisa untuk berlari jauh. Ia berjanji akan menjadi ’tangan dan kaki’ putranya dalam lomba.
Pada 1981, peserta dan masyarakat Boston angkat topi. Di antara peserta marathon yang akan berlomba adalah pasangan: ayah yang kurang bugar dan putra yng lumpuh di kursi roda. Mereka tidak memikirkan juara. Sejak itu mereka mengikuti lomba marathon selama 20 tahun di kota tersebut.
Tidak hanya itu, Rick juga ikut lomba yang lebih berat lagi: triathlon, yakni menggabungkan lari, renang, dan balap sepeda. Bila berlari, Rick didorong di kursi roda; bila berenang, Rick ditempatkan di perahu karet, talinya diikat dipinggang sayang ayah yang berenang di depannya; bila bersepeda, Rick di tempatkan di depan.
Dick dan Rick malah menjuarai lomba yang lebih berat lagi yakni ironman triathlon di Hawaii yang jarak tempuhnya lebih berat dan panjang. Mereka bertekad akan terus berlari. Pada Maret 2001, mereka telah mencatat 731 lomba! ”Bila menyatukan keterbatasan kami berdua, tak satu pun di dunia ini tak dapat kami taklukkan!” Ujar Dick.
Mengingat kisah tersebut, aQ sering terharu. Apa kurangnya diri ini dibanding Dick dan Rick. Hnm, bila semua keterbatasan kita sebagai warga negara disatukan, apa yang tidak bisa kita taklukkan untuk menjadikan negeri ini semakin besar. Dan kita pun akan terus berlari...
Wakil Indonesia ikut Asia Song Festival 2009
15 tahun yang lalu
3 komentar:
^_^
pelajaran yang begitu berharga yang bisa kita ambil dari kisah di atas ...
salam 4antum ...
iya... agar kita bisa terus mengintrospeksi diri dan selalu bersyukur kepada Allah...
wassalam saudara...
mantap
pejuang sejati
Posting Komentar